Saturday, February 22, 2014

PSS Sleman: Sebuah Cerita Besar

Kau tentu sudah banyak menduga aku akan bicara soal ini, dan kali ini dugaanmu benar. Hari ini adalah sehari jelang semifinal divisi utama LPIS, artinya Super Elja main tinggal menunggu waktu. Kau barangkali berpikir, final dari liga yang sia-sia adalah kebohongan paling wajar yang mungkin bisa dibayangkan. Pikiranmu tak meleset. Tapi ada satu celah yang tak bisa membohongimu, bahwa kebahagiaan tidak pernah berhenti pada kata final, semifinal maupun final itu sendiri. Kau tentu sering mendengar kata-kata ini, kukira semua orang pernah, “ bermainlah seperti semua pertandingan adalah pertandingan terakhir.” Lafleur, legenda Montreal yang mengalahkan Boston Bruins dengan memar di mana-mana yang mengatakan itu. Kukira, tanpa ia yang mengatakannya, kata-kata ini akan tetap populer. Kalau kau tak pernah mendengarnya, paling tidak kata-kata ini pernah terlintas di pikiranmu, “ puasalah seperti ini adalah ramadhan terakhirmu.” Aku tak tahu dari mana datang kalimat demikian, yang jelas keduanya sama-sama merujuk pada the last game, final, pucuk puncak dari sebuah tarekat. Kita tahu sama tahu, keduanya menawarkan kepura-puraan. Lewat kata “seperti”, segala usahamu cuma mentok pada tahap menyerupai. Namun sebagai sebuah motivasi, kata-kata demikian memang sah.
Setiap cinta layak dapat kerinduan paling lamat. Dalam hal ini, kita sebagai pecinta PSS Sleman tentu sadar, bahwa tiap pertandingan PSS yang kita nanti adalah bagian dari cinta itu sendiri. Artinya, jauh bahkan sebelum PSS jadi terkenal seperti sekarang, setiap pertandingan PSS tak pernah main-main. Pertandingan PSS, seperti semua pertandingan sepakbola lainnya, adalah kisah. Ia tak pernah berhenti pada kata “permainan.” Persiapan, jerih keringat, usaha panjang, gol, offside, keadilan, mafia, judi, kemiskinan, gairah, kidung-kidung suporter, semuanya adalah rangkaian alami untuk membuat permainan ini naik kelas menjadi kisah. Seperti kautahu, ungkapan naik kelas dari permainan ke kisah barusan memang ide pokoknya datang dari esai Zen Rahmat Sugito tentang sepakbola sebagai kisah. Seperti semua kisah, ia bisa membawa getir, bahagia yang tiba-tiba, atau keduanya sekali waktu. Sekali waktu di dua piala dunia yang lewat, sebuah yayasan tuna netra menggelar dengar radio bersama. Kaubisa tangkap kisah itu. Terlepas dari segala intrik di sepakbola, pertandingan tak pernah berhenti di situ-situ saja. Sepakbola adalah ujud kesetiaan dan rasa sayang, yang barangkali selalu gagal kaumaknai di luar sepakbola.
Pemain datang pergi, tapi nyanyi dan dukungan kita masih di sini. Stadion pindah sana sini, tapi jiwa kita tetap tinggal di nama yang niscaya, PSS Sleman. Seperti kau tahu, musim ini adalah musim keduaku di luar Yogya, kota kecil yang kaukenal sebagai rival atau kakak kandung. Tumbuh di tengah kota sebagai pendukung tim kabupaten selalu mengasyikkan, kau akan menabung segala caci-caci kawan sekampung sebagai doa dan pahala untuk tim kesayanganmu
Dalam dua tahun segalanya bisa sangat berubah, terutama sorot tajam orang-orang. Kukira, pencapaian tahun ini tak lebih tinggi dari pencapaian musim-musim sebelumnya, terlebih kita bermain di liga yang jadwalnya selalu berubah. Namun hegemoni yang diciptakan tentang PSS Sleman sangat jauh dari empat-lima tahun ke belakang. Dua bulan aku pulang musim panas kemarin, aku cuma dapat satu laga resmi PSS di Kuningan. Sisanya laga lawan Persijap yang berlabel ujicoba. Namun hei ! justru inilah yang ingin kubagi padamu, bahwa pertandingan-pertandingan itu sama berharganya dengan cerita-cerita yang kaubaca. Hegemoni adalah selera pasar, tapi aku meyakini ini justru dimulai dari tribun selatan. Ketika tribun selatan menjadi sangat kuat dan lebih besar, semangat mereka menyebar ke mana-mana dan ditangkap oleh siapa saja. Media adalah salah satu bagian saja yang ikut andil menciptakan hegemoni ini. Bila kaumerasa banyak kepalsuan dari ini, kau harusnya balik bertanya pada dirimu sendiri: sejauh mana kautemukan cinta dari PSS Sleman? Pertandingan besok akan kutunggu, selalu kutunggu, dan layak kautunggu, seperti pertandingan-pertandingan PSS lainnya. Penantian ini juga sebagai bahan untuk mawas diri, merendahkan hati dan merenung, pantaskah kita tinggal di hegemoni yang begini besar? Sudahkah kita melatih kaki kita lebih kuat untuk jalan yang mungkin akan lebih blangsat?
Memaknai PSS adalah membaca sajak, membawanya di hidupmu sebagai pelajaran untuk terus terang terhadap perasaan. Sedang cinta itu sendiri adalah ikhtiar yang tak putus, ketulusan yang tak dibicarakan, kesedihan yang sehari lewat, kebahagiaan tanpa harapan, dan apapun istilah yang kaupakai untuk menggambarkannya. Semuanya sampai pada satu nama: PSS Sleman.

Thursday, February 20, 2014

Waluyo Hartono Batal ke Arema, Pergi Tak Pamit


Manajemen Arema Cronus berpikir dua kali untuk merekrut bek Waluyo Hartono. Pemain 30 tahun itu justru menghilang dari mes dan mangkir dalam tiga kali sesi latihan terakhir.
Padahal, pemain asal Banyumas tersebut sempat berlatih bersama tim cadangan di Malang ketika Arema melakukan tur ke Palembang dan Karawang (9-13 Februari). Waktu itu Waluyo dan manajemen sudah sepakat dan tinggal melakukan penandatanganan kontrak.

Namun, ia tidak lagi ikut latihan bersama tim utama sejak 15 Februari.

”Sekarang keberadaan Waluyo tidak jelas sama sekali. Kalau dia tidak jadi ke Arema, seharusnya pamit dulu,” kata General Manager Arema, Ruddy Widodo.

Kabar dari Sleman, Waluyo kembali ke PSS karena menerima perpanjangan kontrak dan segera bergabung dengan tim yang diasuh Sartono Anwar itu.

Sumber: Harian BOLA

PSS Masih Butuh 3 Pemain

SLEMAN (KR)-  PSS Sleman masih membutuhkan tambahan 3 pemain lagi, masing-masing di posisi bek, stoper dan gelandang bertahan untuk memenuhi kebutuhan tim dalam menyongsong Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia musim ini. Diharapkan pemain sudah komplit pada masa persiapan umum, sebelum masuk persiapan khusus.

"Masih butuh tiga pemain. Diharapkan ini bisa terpenuhi sebelum 12 Maret bersamaan dengan berakhirya masa persiapan umum, sebelum masuk persiapan khusus,"ungkap pelatih PSS Sartono Anwar kepada KR kemarin.

Saat ini PSS masih menjajaki pemain asal Persija Jakarta U-21, Mustakim yang berposisi di gelandang sayap. Sartono pun menyatakan tidak akan gegabah untuk menentukan kelayakan pemain ini dan akan dijajal saat PSS menghadapi Martapura FC dalam laga uji coba yang dijadwalkan 24 Februari nanti di Stadion Maguwoharo. Tim 'Laskar Sembada' selanjutnya menantang PSPS Pekanbaru pada 27 Februari di tempat sama.

Sartono juga masih menunggu pemain yang dibawa Saktiawan Sinaga. Pemain ini berposisi di bek sesuai yang dibutuhkan. Namun sebelum direkrut, tetap akan dilihat kondisi terakhirnya. Sedang untuk posisi stoper dan gelandang bertahan, hingga kemarin Sartono belum mempunya gambaran pemain yang bakal didatangkan. (Jan)


(KR)

Pemain PSS Mudah Yulianto Masuk daftar Pemain Timnas U-23

Sleman (sorotjogja.com) -- Badan Tim Nasional baru saja merilis daftar pemain yang akan masuk Pelatnas Timnas U-23, hari ini Rabu (12/8). Total akan ada 28 pemain yang akan dipimpin dan diseleksi oleh Aji Santoso guna dikirim bertarung dalam ajang  Asian Games 2014 di Korea selatan.
Rencananya Pelatnas akan dilaksanakan dari tanggal 24 Februari 2014 hingga 7 Maret 2014. Untuk lokasi Pelatnas, Timnas U-23 masih akan menimbang menggunakan Stadion UNY atau di Siodarjo. Hal tersebut dikarenakan kondisi Yogyakarta yang masih diselimuti abu vulkanik beberapa hari terakhir ini.
Namun yang menarik dari sejumlah daftar pemain yang masuk Pelatnas Timnas U-23. Terdapat dua nama pemain yang familiar bagi warga Sleman, dia adalah Mudah Yulianto dan Aji Saka. Mudah Yulianto merupakan pemain yang sayap andalan PSS Sleman musim ini. Sedangkan Ajisaka merupakan mantan kiper utama PSS Sleman musim lalu yang kini hijrah memperkuat Persepam Madura United. Hal ini menjadi kebanggan tersendiri bagi warga Sleman yang menjadi salah satu ladang pencarian bakat pemain Timnas Indonesia.
Berikut nama-nama pemain yang masuk pelatnas Timnas U-23:
Penjag Gawang: Dimas Galih Pratama (Persijap Jepara), Aji Saka (Persepam Madura United), Yogi Triana (Persita Tangerang), Teguh Amiruddin (Perseru Serui)

Belakang: Dany Saputra (Persija Jakarta), Muhammad Nizar Ashari (Perseba Super Bangkalan), Mokhamad Syaifudin (Pelita Bandung Raya), David Aprelianto (PSMP Mojokerto Putra), Vava Mario Yagalo (Persebaya Surabaya), Novrianto (PSPS Pekanbaru), Achmad Bachtiar (Persekap Pasuruan), Syahrizal (Persija Jakarta)

Tengah: Rizky Pellu (Pelita Bandung Raya), Rasyid Bakri (PSM Makassar), Loudry Setiawan (Putra Samarinda), Novri Setiawan (Persebaya Surabaya), Mudah Yulianto (PSS Sleman), Fandi Eko Utomo (Persebaya Surabaya), Tonny Roy Ayomi (Perseru Serui), Dave Mustain (Persekap Pasuruan), Bayu Gatra (Putra Samarinda), Ramdani Lestaluhu (Persija Jakarta), Hendra Adi Bayauw (Semen Padang FC), Hafid Ibrahim (Sriwijaya FC Palembang)

Depan: Agung Supriyanto (Persija Jakarta), Fandi Ahmad (Perseba Super Bangkalan), Rizky Ramadhana (Sriwijaya FC Palembang), Aldaier Makatindu (Putra Samarinda)



(SorotJogja)

Tuesday, February 18, 2014

Cobaan teratasi, Elang Jawa berburu amunisi


Sindonews.com - Tim pelatih PSS Sleman mulai mendatangkan beberapa pemain baru untuk menggantikan mereka yang pergi. Angin segar ini berembus setelah kontrak pemain berangsur diselesaikan oleh pengurus dari PT. Putra Sleman Sembada mulai Senin (17/2) malam.
Pelatih Kepala PSS Sleman Sartono Anwar mengatakan, dari segi komposisi pemain, dirinya telah melakukan seleksi terhadap pemain muda bernama Mustaqim Ohorela. Dulu, dia pernah memperkuat PS Bangka dan sebelumnya juga di Persija Jakarta U-21.

Pemain yang menempati posisi gelandang sayap ini untuk menggantikan Hendrico Kiwak yang sebelumnya telah menyatakan mundur karena berniat untuk melanjutkan kuliah di daerahnya, Papua. ''Akan kita pantau seminggu ke depan. Kalau memang cocok yang kita rekomendasikan untuk dinego,” kata Sartono.

Selain itu, Waluyo, stopper yang sebelumnya berpamitan untuk hengkang ke klub lamanya, Arema Cronous, Rabu (18/2) sore ini kembali ke Maguwoharjo, markas PSS Sleman. Dirinya lebih memilih untuk bermain bersama skuad Elang Jawa selama satu musim ke depan. ''Waluyo balik, tidak jadi pergi,” ucapnya.

Untuk menambah stok pemain di lini pertahanan, Sartono Anwar mengaku, masih akan mendatangkan satu orang lagi. Ia akan mengambil salah satu anak daerah untuk diseleksi. ''Ada satu stopper lagi, anak muda dari Sleman. Namanya belum, akan kita seleksi dulu,” tuturnya.

Selanjutnya, dirinya masih akan mencari pemain untuk menggantikan Lintang Trisno di posisi gelandang, pemain yang juga mundur. ''Kita masih cari pengganti Lintang, kemudian akan koordinasi dengan pelatih kiper, apakah perlu mencari pengganti Aji Saka (yang pergi ke Persepam Madura) dan mencari satu gelandang bertahan lagi,” papar Sartono.
  Dia berkeinginan, untuk mengikuti satu musim kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia yang dimulai pada 15 April mendatang, mempunyai 24 hingga 25 pemain. Sartono pun tetap optimistis bisa mencapai targetnya, yaitu menjadi satu tim promosi ke kompetisi ISL, pada musim berikutnya. ''Target kita tetap sama, lolos ke ISL. (Cobaan) Sudah mulai berangsur pulih,” ucapnya.

Sebelumnya, manajer dan manajer operasional menyatakan mundur karena merasa sudah tidak ada kenyamanan di PSS Sleman. Salah satu penyebabnya adalah, uang muka untuk kontrak pemain yang mundur. Padahal, untuk menumbuhkan percayaan, dirasa begitu sulit.

Kontrak pemain pun saat ini sudah mulai dilakukan oleh PT Putra Sleman Sembada. Sebanyak 18 pemain dan tim pelatih mulai menandatangani kontrak pada Senin (17/2) malam. “Semuanya sudah beres. Nanti tinggal Marwan Muhamad dan Saktiawan Sinaga, akan menyusul,” tuturnya.

Ketua Umum Pengcab Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Sleman, Mulyono mengatakan, untuk kedua pemain tersebut akan disusulkan, karena mereka terkendala datang ke Sleman, karena letusan abu Gunung Kelud yang menutup Bandara Adisutjipto.

Setelah menyelesaikan seluruh kontrak, pihaknya akan segera mencari manajer dan manajer operasional dalam waktu dekat ini. ''Sudah mas untuk kontrak. Nanti tinggal manajemen kita bentuk,” ucapnya.

(Sindonews)

Sartono Beli Topi Pet Hijau Ala PSS

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ada yang baru saat Pelatih PSS Sleman, Sartono Anwar memimpin latihan perdana setelah Anang Hadi Cs diliburkan usai menghadapi Timnas U-19 beberapa waktu lalu. Dia mengenakan topi pet warna hijau yang selama ini dia cari-cari agar sesuai dengan warna PSS Sleman, dominan hijau.
Bukan rahasia lagi jika pelatih asal Semarang itu identik dengan topi pet, bahkan koleksinya tak bisa dihitung lagi lantaran terlalu banyak dengan berbagai macam warna yang didapatkan selama menjadi pelatih klub. "Ini dapatnya di Yogya baru-baru saja, tapi saya lupa daerah mana itu tempatnya,"kata Sartono beberapa waktu lalu.
Pelatih yang usianya sudah masuk kepala enam itu memang sudah lama mencari topi pet yang senada dengan PSS Sleman, apalagi beberapa waktu lalu ada suporter yang bercanda dengan dirinya, topi petnya masih warna orange, warna itu identik dengan tim yang sebelum dia latih.
"Saya beli dua kemarin, harganya murah. Sekalian agar pas dengan warna tim, lima belas ribuan harganya," lanjut Sartono.
Sartono memang suka dengan topi pet sejak dulu, dia mengaku nyaman saja menggunakan topi model seperti itu. Oleh sebab itu, konsistensinya memakai topi pet akhirnya membuat pendiri SSB tugu muda itu identik dengan topi pet.

(Tribunjogja.com)

PSS Seleksi Gelandang Serang Asal Ambon

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Zulfikar Ali Mustaqim Ohorella mantan pemain PS Bangka diproyeksikan oleh Pelatih PSS Sleman Sartono untuk mengantikan posisi Hendriko Kiwak. Dia dinilai punya kecepatan yang dibutuhkan skuat Elang Jawa (Elja) untuk memperkuat tim mengarungi Divisi Utama (DU) 2014.
Meski masih muda, pemain kelahiran Ambon yang bergabung dengan PS Bangka itu sudah punya pengalaman berkompetisi di Divisi Utama (DU) Liga Indonesia (LI) 2012/2013. Data operator liga PT LI mencatat, pemain yang akrab dipanggil Mustaqim itu berhasil mencetak dua gol pada laga resmi bersama PS Bangka.
“Sebagai gelandang serang, dia punya kecepatan yang bagus untuk tim. Kita coba lihat dulu, tapi proyeksinya sebagai penganti Hendriko,”kata Pelatih PSS Sleman, Sartono Anwar, Selasa (18/2/2014).
Selain bersama PS Bangka, Mustaqim juga pernah tercatat bergabung dengan Persija U-21 2011/2012, satu diantara rekannya di Persija U-21 adalah Ridwan Awwaludin, nama terakhir juga masuk daftar punggawa baru di PSS Sleman semusim ke depan. 

(TRIBUN JOGJA)

Elja Seleksi Bek Muda Asal Sleman

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tak hanya menunggu Waluyo balik lagi ke skuat PSS Sleman 2014, Sartono Anwar ternyata berniat mendatangkan satu stopper untuk menambah stok pemain di lini belakang. Kali ini tak jauh-jauh mencari pemain, dia akan mengapresiasi potensi lokal Sleman untuk dimasukkan ke tim. "Dia asal Sleman, pemain muda tentunya, nanti kita seleksi dulu untuk melihat kemampuannya apakah sesuai dengan kriteria,"kata pelatih asal Kota Atlas, Semarang itu, Selasa (18/2/2014).
Pemain baru lini belakang yang akan PSS Sleman itu, namanya belum disebutkan sebab masih akan menjalani proses latihan bersama skuat Elja sebulan mendatang. Dari 18 pemain yang sudah mulai proses teken kontrak, tim pelatih masih butuh sekitar 5-6 pemain lagi untuk semusim mendatang.
Cobaan diawal musim jadi pelajar bagi PSS Sleman, janji dan kepercayaan yang sudah dibina tak boleh dilupakan begitu saja agar pemain tetap yakin bersama PSS Sleman dimasa yang akan datang,"Cobaan sudah mulai pulih, tinggal menyelesaikan yang tersisa seperti Saktiawan dan Marwan,"terangnya.


(Tribun Jogja)

Prahara Tiga Klub DIY

TIGA klub sepakbola asal Daerah Istimewa Yogyakarta yang berkompetisi di level Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama (DU) sedang mengalami prahara di awal musim kompetisi 2014/2015. Mereka tak lain Persiba Bantul yang merumput di kasta tertinggi sepakbola Indonesia, PSIM Yogakarta dan PSS Sleman ditataran kompetisi kedua.
Masing-masing klub itu masing-masing didera masalah berbeda di saat kompetisi baru dan akan berlangsung, PSIM Yogyakarta misalnya, klub kesayangan warga Yogya itu sudah babak belur lebih awal lantaran tak ada dana operasional untuk menjalankan tim, bahkan jelang DU dimulai, belum ada gerakan nyata dari pemangku kebijakan PSIM.
Hanya saja, persiapan PSIM yang lamban tak terlepas dari mundurnya pelaksanaan kompetisi yang baru akan digelar April mendatang, hal itu akan berdampak pada proses pembentukan tim PSIM yang hanya punya waktu efektif sebulan mendatang.
Ketua Umum PSIM Yogyakarta, Haryadi Suyuti akhir pekan lalu mengatakan, setelah tahu kepastian kompetisi digelar minggu ini ada pertemuan dengan pengurus PT Putra Insan Mandiri (PIM) yang mengelola PSIM.
Haryadi menyebut, pertemuan akan membahas hasil kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan kick off meeting di Surabaya yang dilakukan akhir Januari lalu. "Kita akan komunikasi data hasil pertemuan di Surabaya,"katanya.
Jika persyaratan verifikasi klub lolos, PSIM masih harus berjibaku mencari sumber keuangan untuk menopang kelangsung tim semusim mendatang. Sebab, masih tergiang dibenak pecinta PSIM, semusim lalu, Laskar Mataram kelimpungan tak mampu membayar biaya operasional klub.
Tim kedua yang terdampak mundur pelaksanaan kompetisi adalah PSS Sleman, padahal klub berjuluk Elang Jawa (Elja) awalnya sudah sangat siap menyongsong pelaksanaan kompetisi DU 2014. Skuat baru sudah diseleksi dan tinggal menunggu proses teken kontrak hitam di atas putih pada pertengahan minggu kedua Februari.
Namun selang satu hari proses tandatangan dilakukan, mereka tiba-tiba ditinggal sejumlah pemain inti yang menyebrang ke klub lain, status kontrak pemain yang tak kunjung dipatenkan jadi satu diantara penyebab pemain pergi.
"Memang inginnya segera ada kejelasan agar tak ada pemain lain lagi yang pergi, saya juga tak tak tahu masalah apa yang sebenarnya terjadi,"kata Eli Nasoka.
Saktiawan Sinaga, yang digadang-gadang jadi ujung tombak PSS Sleman pun kebingungan menentukan sikap ke depan. Dia akhirnya memilih untuk tetap stay di Medan sebelum ada kejelasan kapan kontrak akan dilakukan.
Tak berhenti disitu saja, Selasa (11/2/2014) Manager Tim dan Manager Operasional PSS Sleman mengundurkan diri dari kepengurusan PSS Sleman. Tak lagi nyaman diungkapkan keduanya memilih mundur dari jabatan yang sebelumnya dipercayakan kepada mereka.
Tim terakhir yang tak luput dari ujian di awal musim yaitu Persiba Bantul. Laskar Sultan Agung itu mendapatkan ujian berat untuk bertahan di level ISL, selain masalah keuangan, bentrok antar suporter Persiba, faktor perkara yang sedang membelit Idham Samawi juga mempengaruhi kelangsungan Persiba.
"Kami masih menunggu instruksi opsi soal mundur tidaknya Persiba dari kompetisi,"kata Manager Persiba Bantul, Hanung Rahardjo.
Sebelum ada keputusan dari Idham, tim Persiba tetap berlatih semampunya, apalagi mereka bertanding lagi pada Rabu (19/2) melawan PSM Makasar, setelah kalah dikandang sendiri lawan Persiram Raja Ampat.
Puncaknya, seorang suporter Paserbumi yang selama ini mendukung Persiba Bantul akhirnya meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit. Alm Jupita termasuk jadi korban perkelahian antar suporter Persiba yang terjadi saat menghadapi Persiram. (Iwan al Khasni)

(Tribun Jogja)

Kontrak Saktawan dan Marwan Menyusul

SLEMAN – Proses teken kontrak Saktiawan Sinaga dan Marwan Muhammad akan menyusul setelah keduanya datang ke Yogyakarta. Mereka terlambat datang sebab kondisi landasan pacu Bandara Adisucipto masih terus dibersihkan dari abu vulkanik letusan Gunung Kelud.
“Kemarin belum bisa sebab Yogya belum bisa melayani penerbangan,” kata Saktiwan Sinaga, Selasa (18/2/2014).
Begitu pula dengan Marwan Muhammad, jauh hari dia sudah menyatakan akan datang ke Sleman apapun yang terjadi. Kini persoalan kontrak sudah selesai sehingga tinggal menunggu, Marwan teken kontrak susulan.
Seperti diketahui, proses teken kontrak pemain oleh PT Putra Sleman Sembada sudah mulai dilakukan, 18 pemain dan tim pelatih dilakukan pada Senin (17/2/2014) malam. Pekerjaan rumah yang belum selesai yaitu pembentukan manajemen.
Ketua Umum Pengcab Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Sleman, Mulyono mengatakan, tim akan menyelesaikan seluruh kontrak, kemudian mencari manajer dan manajer operasional dalam waktu dekat ini. “Kontrak sudah, selanjutnya tinggal manajemen kita bentuk,” ujarnya.

Ditunggu Arema, Waluyo Disebut Balik ke Sleman

Waluyo pemain belakang yang semusim lalu memperkuat PSS masih ditunggu Arema Cronus untuk teken kontrak. Hanya saja, dia disebut oleh Pelatih PSS Sleman akan bergabung lagi berlatih lagi dengan tim berjuluk Elang Jawa (Elja) PSS Sleman.
Kabar baliknya Waluyo ke Sleman diungkapkan Sartono seusai latihan pada Senin, (17/2/2014). Satu diantara sebab Waluyo balik sebab sudah ada titik terang soal teken kontrak dengan manajemen PSS Sleman. “Dia akan ikut latihan lagi, mungkin besok sore (sore nanti-red),”kata Sartono.
General Manager Arema Cronus, Ruddy Widodo menyatakan, Arema punya alasan kuat untuk menunggu Waluyo bersedia teken kontrak. Apalagi, dia sudah mendapatkan rekomendasi dari tim pelatih Arema untuk bergabung lagi.
Awalnya, Waluyo dijadwalkan sudah teken kontrak pada Senin (17/2/2014), sayangnya dia tidak datang. Disisi yang lain, skuat Elja pada hari yang sama juga dikumpulkan di Rich Hotel untuk mulai lakukan proses teken kontrak.

Monday, February 17, 2014

Persiapan PSS: Waluyo Kembali, Satrio Aji Pergi Lagi

Sleman (sorotjogja.com) -- Tim PSS Sleman kembali mendapatkan kabar gembira sekaligus mengecewakan. Kabar gembiranya adalah defender Waluyo, yang sebelumnya mengabarkan diri akan bergabung ke Arema Cronous. Akan kembali bergabung bersama PSS Sleman. "Ya waluyo, sudah hubungi kami, mau kembali ke PSS Sleman, dan dia masuk daftar pemain yang akan dikontrak nanti malam, cuma dia mungkin baru datang besok," ujar
Sartono Anwar. Dengan hal ini Sartono tak lagi perlu
mencari pemain berposisi bek yang rencananya

diproyeksikan mengisi posisi Waluyo. Sedangkan kabar mengecewakannya adalah Satrio Aji kembali meninggalkan PSS, guna bergabung bersama Persiba Bantul. Hal ini dibenarkan oleh Wikan, Direktur
Utama Persiba Bantul. Satrio Aji akan segera didaftarkan
untuk masuk skuad Persiba Bantul musim ini.
Sementara Sartono Anwar sendiri menanggapi secara
santai kepergian kembali Satrio Aji. "Tadi pagi dia sudah
pamit saya, bilang mau cari klub lain, tapi ga bilang mau
gabung Persiba Bantul, mungkin gara-gara dia harus
berstatus seleksi ulang di PSS," jelas Sartono.
Sartono Anwar sendiri enggan mengkomentai sikap labil
Satrio Aji. Dirinya lebih mementingkan memikirkan
persiapan timnya dalam rangka persiapan umum.
Saat ini PSS sendiri telah memasuki tahap persiapan taktik
dan fisik. Sartono sendiri telah mengagendakan ujicoba
sebelum memasuki libur pemilu legislatif. "saya inginnya 2-3
kali ujicoba sebelum pemilu, tapi lawannya siapa belum bisa
saya konfirmasi," pungkasnya.

Elja Butuh Kiper Pengalaman Penganti Aji Saka

YOGYA - PSS Sleman mau tak mau harus mencari pemain baru guna mengisi beberapa posisi yang ditinggalkan sejumlah pemain yang dipertahankan manajemen beberapa waktu. Satu diantara posisi vital yang wajib diisi adalah penjaga gawang, sebelumnya posisi itu diisi oleh Ali Barkah dan Aji Saka yang kini hengkang ke Persepam Madura.

Ali dan Aji Saka sebelum diproyeksikan jadi kiper utama di PSS Sleman, apalagi keduanya masuk daftar pemain yang dipertahankan oleh manajemen. Kemudian, saat proses seleksi pemain, pelatih Kiper PSS memasukan dua pemain muda baru asal Sleman, Grateo dan Riyanto yang disiapkan untuk jadi kiper masa depan Elja.

Usai melawan Timnas U-19 di Maguwoharjo, Aji yang pernah memperkuat Timnas U-23 itu tak balik lagi sebab bergabung ke Persepam, praktis, PSS Sleman hanya menyisakan satu kiper utama untuk kompetisi Divisi Utama (DU) yaitu Ali Barkah, sebab dua kiper lainnya belum siap untuk ikut DU 2014 yang penuh dengan persaingan.

Pelatih PSS Sleman, Sartono Anwar pun sudah memasukan posisi kiper sebagai satu diantara beberapa target yang harus diisi pada proses pencarian pemain selanjutnya. Hanya saja, proses itu akan dilakukan bertahap sekaligus menunggu persoalan yang membelit PSS Sleman jelang kompetisi mereda. "Kiper memang satu diantara posisi yang perlu diisi,"kata Sartono.
Sartono dan pelatih kiper Radjab Akhuk Thalib tentu menyayangkan kepergian Aji Saka, apalagi masuk daftar penjaga gawang yang beberapa kali masuk timnas Indonesia. Pengalaman Aji itu tentunya jadi modal penting bagi PSS untuk musim mendatang yang diprediksi lebih ketat dari kompetisi DU 2013.

Selain pernah gabung bersama Timnas, Aji Saka juga sempat dipercaya jadi bagian Indonesia All Star yang saat itu melawan Chelsea, pemanggilan itu jelas mengindikasikan dia punya potensi jadi kiper yang bagus di masa yang akan datang, hal itu pun diamini oleh pelatih kiper PSS Sleman Radjab Akhuk Thalib.
Saat Aji dipanggil bergabung ke Timnas atau Indonesia All Stars, Akhul menilai Aji punya keunggulan disisi gerakan refleks, penguasaan bola dan lebih tenang saat berada dalam posisi yang sulit. "Sejak datang dia memang sudah bagus, pengalaman di timnas juga membuat dia makin tenang,"kata Akhuk kala itu.

Persoalan yang bakal dihadapi PSS untuk mencari penganti Aji Saka ke depan yaitu, tak gampang mencari pemain yang minimal satu level dengan Aji. Apalagi, kompetisi DU tinggal lebih kurang 1,5 bulan lagi digelar. Jauh hari yang lalu, sejumlah kiper dari Indonesia Super League (ISL) sempat ada yang melakukan pendekatan dengan manajemen, namun kini pemain sudah berlaga di ISL.

Pemain PSS Sleman Teken Kontrak

SLEMAN - Skuat PSS Sleman akhirnya menandatangi kontrak dengan manajemen PSS Sleman selama semusim mendatang. Teken itu sekaligus menyelesaikan satu permasalah datang jelang pelaksanaan kompetisi Divisi Utama (DU) 2014.

Seperti diketahui, manajemen PSS Sleman terpaksa harus menunda teken kontrak pemain sebab mundurnya Supardjiono beberapa waktu lalu. Akibatnya pemain sempat kebingungan melihat kondisi yang sedang terjadi.

Namun kini, teken kontrak yang diimpikan sudah direalisasikan sesuai dengan target yaitu Senin (14/2/2014). "Malam ini teken kontrak sudah beres, besok mulai latihan lagi seperti biasanya,"kata Pelatih PSS Sleman, Sartono Anwar.
Sejumlah pemain yang dikonfirmasi Tribun Jogja pun sudah mengiyakan bahwa mereka sedang berada di Rich Hotel sekitar pukul 20.10 untuk meresmikan kontrak dengan manajemen PSS Sleman.

Setelah teken kontrak Sartono Anwar langsung fokus lagi menyelesaikan program yang sudah disusun sejak awal Desember lalu. Termasuk mencari sejumlah pemain penganti untuk beberapa pemain yang hengkang dari skuat PSS Sleman.

Terancam Krisis Kepemimpinan

SLEMAN-PSS Sleman nampaknya bakal menemui kesulitan untuk menemukan sosok pengganti Supardjiono di kursi manajer tim Super Elang Jawa (Super Elja) ini. Nyaris sepekan ejak pernyataan mundur Supardjiono dari jabatan manajer, tim kebanggaan Brigatta Curva Sud (BCS) dan Slemania ini belum memilih siapa yang memimpin mereka dalam mengarungi Divisi Utama 2014.
Karena itulah, suara-suara yang meginginkan Pardji membatalkan pengunduran dirinya semakin deras. Setelah sesepuh Brigata Curva Sud (BCS) Trimurti Wahyu Wibowo menegaskan ingin Pardji kembali ke kursi manajer, kali ini Ketua Umum (keum) Slemania Supriyoko yang mengeluarkan suara demikian.
Menurut Yoko, Pardji sudah terlanjur “basah” dalam persiapan PSS musim ini. Sehingga Yoko merasa tanpa Pardji PSS bakal mengalami kesulitan menghadapi kompetisi yang dipastikan jauh lebih ketat dibandingkan musim lalu.
“Solusi satu-satunya untuk PSS Pak Pardji kembali ke posisinya sebagai manajer. Beliau yang mempersiapkan tim ini sejak menggelar latihan hingga melakukan negosiasi kepada para pemain seta pelatih,” kata Yoko.
Menurut Yoko, mempertahankan Pardji di posisi manajer tidaklah sulit. PT Putra Sleman Sembada (PT PSS) yang saat ini masih menjadi pengelola Super Elja tinggal menolak pengunduran diri dari Pardji.
Kata Yoko, sebagai pemegang keputusan tertinggi PT PSS berhak melakukan hal demikian. Terlebih lagi langkah tersebut ditempuh demi kebaikan PSS. “Caranya ini sangat mudah kok. Tinggal tolak saja pengunduran diri Pak Pardji, beres urusan,’’ tambahnya.
Menurut Yoko, tanpa Pardji PSS bisa mengalami krisis kepemimpinan. Saat ini saja, belum ada sosok yang benar-benar mencuat untuk dijadikan sebagai pengganti Pardji. “Sekarang kan urusannya jadi ribet karena belum ada sosok yang cocok menggantikan Pak Pardji. Padahal kompetisi Divisi Utama bergulir dua bulan lagi,” terangnya.
Senada dengan Yoko, Ketua Umum (Ketum) PSSI Kabupaten Sleman Hendricus Mulyono juga merasa PSS bisa goyah karena pengunduran diri Pardji. Apalagi pengunduran diri tersebut terkesan mendadak.
Karena itulah tokoh yang biasa dipanggil Mbah Mul ini berharap Pardji benar-benar membatalkan pengunduran dirinya. Sebagai klub yang memiliki targt lolos Indonesian Super League (ISL) 2015, PSS sangat membutuhkan Pardji.
“Selama memimpin PSS Pak Pardji ini kan membuat banyak gebrakan. Sampai-sampai bisa menemukan konsep bagus untuk menyehatkan keuangan klub. Jadi saya berharap beliau mau kembali,” tegasnya.
Namun terkait manajer baru, sebagai anggota tim kecil Mbah Mul mengungkapkan hal itu merupakan ranah dari PT PSS. Jika Pardji enggan kembali dia hanya bisa berharap pekan ini Super Elja sudah bisa membentuk manajemen baru.
“Untuk penunjukkan manajer baru itu adalah ranah dari PT PSS. Saya berharap jika belum ada sosok yang bisa menggantikan Pak Pardji ada sosok tepat yang ditemukan pekan ini,” terangnya.
Hari ini, PT PSS sendiri bakal mengontrak pemain yang telah sudah di-deal-kan Pardji dan assistennya Rumadi. Rencananya penandatanganan kontrak dilakukan di Sahid Rich Hotel siang ini.

Bereskan kontrak pemain, PSS susun struktur manajemen

Senin (17/2) ini, para penggawa PSS Sleman dijanjikan kontrak pemain oleh pengurus PT. Putra Sleman Sembada untuk satu musim ke depan. Selanjutnya, struktur manajemen ditargetkan rampung seminggu ke depan guna kelengkapan berkas verifikasi selanjutnya oleh PT. Liga Indonesia.  
Ketua Umum Pengcab Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Sleman, Mulyono mengatakan, kontrak pemain dan pelatih ditargetkan pada Senin (17/2) selesai. Pemain lain yang masih belum datang, seperti Saktiawan dan Marwan Muhammad akan menyusul pada hari selanjutnya.

Sebab, keduanya masih berada di rumahnya masing-masing di luar Jawa dan mengalami terkendala karena abu letusan Gunung Kelud yang menutup bandara di Yogyakarta. ''Senin pagi ini, para pemain kita targetkan untuk sudah dikontrak. Sorenya mulai berlatih kembali,” kata pria yang akrab dipanggil Mbah Mul ini.

Setelah itu, pihaknya akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menentukan siapa yang akan menggantikan manajer dan manajer operasional yang telah mundur. Saat ini pun, sudah ada beberapa nama yang masuk dalam proyeksinya.

Nantinya, manajemen baru harus segera melengkapi berkas untuk verifikasi yang dipersyaratkan oleh PT. Liga Indonesia bagi klub yang akan mengikuti kompetisi Divisi Utama 2014. Berkas yang harus disusulkan, di antaranya adalah laporan keuangan, berupa penyelesaian kewajiban yang masih tertunggak dan proyeksi keuangan musim berikutnya.

Meski selama satu musim terakhir ini PSS Sleman tidak mempunyai utang, baik kepada pemain maupun pihak ketiga, namun berkas tersebut tetap harus dilengkapi. Nantinya, PT. Liga Indonesia akan melakukan verifikasi aspek finansial ini dari 6 hingga 20 Februari mendatang.

Mengenai masalah infrastruktur, pihaknya juga sudah dalam proses mendaftarkan Stadion Maguwoharjo untuk homebase PSS Sleman. Selanjutnya, pada 10 hinga 28 Februari, akan ada tim verifikasi yang melakukan kunjungan langsung ke beberapa stadion untuk diverifikasi

Salah satu pemain, Marwan Muhammad mengatakan, dia memang masih berada di Gorontalo, rumahnya. Sebenarnya, dirinya sudah memesan tiket, namun ada penundaan karena adanya abu tebal yang menutup Bandara Adisutjipto, Yogyakarta. ''Jadinya Selasa baru akan berangkat,” ucapnya.

Stadion Yang Pernah Digunakan & Sedang Digunakan PSS Sleman

1.Stadion Tridadi (Old Tridadi) 
 
Tridadi yang menjadi saksi sejarah dan kebangkitan PSS Sleman ini sekarang masih kokoh berdiri di Tridadi, Sleman. Stadion yang sempat menjadi homebase PSS Sleman sewaktu masih di Divisi 1 dan beberapa musim divisi Utama ini berkapasitas 12.000 penonton. Bila kompetisi mulai biasanya stadion Tridadi dijadikan salah satu pilihan tempat untuk latihan. Sayang, perawatannya kurang begitu diperhatikan.
Tribun : C
Tempat duduk : C
Fasilitas : C
Rumput : C
Drainase : C
Penerangan : -
Papan Skor : C
Kondisi : C

2.Stadion Mandala Krida

 PSS Sleman sempat pindah ke Mandala Krida dikarenakan atas anjuran Sri Sultan HB X. Hal ini juga berkenaan dengan perkembangan ketika menjamu tim lawan dari Divisi Utama yang tak jarang mempunyai suporter yang banyak. Dan juga untuk menarik minat kembali para masyarakat Yogyakarta
akan sepakbola. PSS sendiri ketika berhomebase di Mandala Krida sempat berubah nama menjadi PSS Yogyakarta atas permintaan kembali dari Sri Sultan HB X.
Fasilitas yang tersedia antara lain :
* Tribun penonton yang mampu menampung 20.000 - 25.000 penonton
* Fasilitas penunjang seperti toilet, ruang ganti, fitness
center dan lampu penerangan
Tribun : C+
Tempat duduk : C+
Fasilitas : B+
Rumput : C+
Drainase : C+
Penerangan : B
Papan Skor : C+
Kondisi : B

3. Maguwoharjo International Stadium (MIS)

 Stadion ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 2004 sampai 2006. Stadion ini dibangun sebagai pengganti Stadion Tridadi yang dianggap sudah tidak mampu menampung Slemania jika PSS Sleman sedang bermain. Pada tahun 2007, Stadion Maguwoharjo dijadikan homebase PSS Sleman dalam kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. Stadion yang dibangun di Desa Maguwoharjo, Kota Sleman, D.I.Yogyakarta dengan memiliki daya tampung hingga 35.000-40.000 penonton. Stadion ini memiliki tipe Stadion Sepakbola Modern dengan konsep “Mini San Siro” dengan ciri khas menara yang terletak di empat penjuru stadion dengan tangga berputarnya. Biaya yang digunakan untuk menyelesaikan stadion ini mencapai Rp 100 miliar. Seperti halnya stadion-stadion modern lain di Eropa terutama di Inggris stadion ini tidak memiliki lintasan atletik sehingga dijamin penonton akan lebih nyaman dalam menyaksikan pertandingan. Stadion yang memiliki nama resmi Maguwoharjo International Stadium (MIS) ini dianggap sebagai salah satu stadion terbaik di Indonesia selain Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta, Stadion Jakabaring di Palembang, dan Stadion Jalak Harupat di Kabupaten Bandung. Bahkan, Stadion Maguwoharjo
pernah digunakan oleh tim nasional Indonesia dalam melakukan pertandingan ujicoba.
Fasilitas yang tersedia antara lain :
* Lapangan sepak bola dengan rumput jenis zoyzia matrella lin mer yang bisa meminimalkan cedera pemain bola.
* Papan skor (scoring board) elektronik.

* Tribun penonton yang mampu menampung 35.000 - 40.000 penonton.
* Fasilitas penunjang seperti toilet, ruang ganti pemain,
ruang ganti wasit, dan lain-lain.
Tribun : A
Tempat duduk : B+
Fasilitas : B+
Rumput : A
Drainase : A
Penerangan : B+
Papan Skor : A
Kondisi : A

Mulai sekarang kita rawat bersama rumah kita


Follow kami di Twitter : @Elja_ElangJawa

Sunday, February 16, 2014

Makna Asli “No Ticket No Game”

   No Ticket No Game adalah gerakan positif untuk menghargai sebuah tim sepak bola dengan tangan kita sendiri untuk membeli ticket. Gerakan ini adalah bentuk penyelamatan untuk tim tim yang mulai bertumbangan karena APBD tak lagi mengucur ke kas Club peserta liga. No Ticket No Game tak bisa dipungkiri lahir di sleman tepatnya dari pendukung PSS Sleman. Kala itu PSS sedang mengalami krisis financial yang tentu membuat PSS Sleman kembang kempis dalam mengarungi kompetisi. Pendukung Sleman atau yang sering kita sebut dengan Sleman Fans membuat gerakan membantu keuangan club dengan secarik ticket dan di beri nama “No Ticket No Game”.

Sering kita jumpai sebuah pertandingan terlihat penuh sesak manusia di stadion namun miris ketika pemasukan hanya 30% dari jumlah penonton yang ada. Ya budaya “gratisan” adalah salah satu faktor terbunuhnya tim tim liga Indonesia dalam kondisi saat ini. Sleman Fans bukan tidak mudah menyadarkan bahwa membeli ticket itu penting, perjuangan mereka mengedukasi masyarakatnya perlu diapresiasi. Dari yang bangga bisa masuk gratisan kini di Sleman punya budaya baru malu menyaksikan pertandingan pemain sudah bekerja keras namun masuk tanpa ticket. “Malu” itulah yang mereka tekankan dalam menerapkan No Ticket No Game bahkan membeli ticket adalah sebuah kebangaan tersendiri bagi mereka saat ini. Kampanye mereka diapresiasi kedalam jersey pemain musim lalu yang menempel sebagai sponsor utama PSS Sleman. Satu satunya club di Indonesia pertama dengan sponsor sebuah ticket dari penontonya.

PSS rata rata meraup 400 - 500 juta disetiap pertandingan home mereka. Tak hayal jika mereka mampu mengontrak pemain sekaliber juan revi yang kini di gaji arema malang yang mempunyai sponsor banyak. Ini bukti bahwa No Ticket No Game adalah salah satu solusi keuangan club yang nyata. Namun miris melihat kampanye yang baik ini ternoda di Semarang ketika ticket mereka memampang jelas kata No Ticket No Game dengan gambar seorang caleg. Bukti nyata sepak bola Indonesia rusak hanya karena politik. No Ticket No Game sejatinya memerangi politik sepak bola dengan bertahan tanpa APBD yang syarat dengan politik kini pun ditunggangi politik. Semoga apa yang di contoh dari Sleman bukan hanya No Ticket No Game saja namun juga “No Politika” gerakan menendang politik/kampanye masuk ke ranah sepak bola. Yang bisa merubah dan menyelamatkan sepak bola Indonesia ya hanya kita sendiri, ditangan kita sendiri.

Maju terus sepak bola Indonesia!